Bab I
Pendahuluan
Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan
berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan
“strategi” untuk memerangi ketidaktahuan. Namun terkadang, guru-guru cenderung
menggunakan metode termudah seperti metode ceramah yang membuat anak menjadi
pasif. Seringkali kita lihat dalam berbagai kegiatan yang memerlukan kemampuan
verbal seorang anak, kebanyakan anak tidak mampu mengungkapkan isi hati dan
fikiran mereka walaupun mereka pintar dalam hal pelajaran, bahkan untuk sesuatu
yang tidak memerlukan pemikiran ilmiahpun sulit untuk berbicara. Namun tiap
metode tidak ada yang buruk, hanya masing-masing bisa memiliki “efek samping”
bila diberikan dalam dosis terlau sering. Pencampuran metode-metode yang ada
boleh jadi menjadi sebuah kebijaksanaan bagi pengajar, selain itu metode-metode
itupun menjadi sebuah variasi belajar, dan terkadang metode itu memberikan
keleluasaan bagi anak untuk mencoba mengungkap dan memberikan konsep mengenai
sebuah ilmu, sebuah penemuan kecil yang diungkapkan murid akan menjadi stimulus
untuk mencari yang lebih dan lebih lagi.
Namun sebelum metode,
sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi
kegiatan belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat
terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi
seorang pendidik untuk mendekati semua lini yang berpengaruh pada proses
pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh
terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa
pendidikan, bahkan ilmu Allah pun tidak akan berkembang tanpa pendidikan
sebagai salurannya, dan setiap perencanaan dan visi manusia itu adalah ideal,
termasuk pengembangan sistem pendidikan di negara kita, sudah ideal adanya,
tinggal bagaimana akselerasi kita memilih metode dan pendekatan dalam menyusun
sebuah strategi, tanpa meninggalkan
dasar-dasar
pembelajaran yang telah ada dan telah ideal.
Bab II
Pembahasan
A. Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatanya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Student Centered Approach)
- Pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru (Teacher Centered Approch).
- Metode pembelajaran dapat di
artikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode pembelajaran:
- Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi
- Simulasi
- Laboratorium
- Pengalaman Lapangan
- Brainstorming
- Debat
- Simposium
Ket
:
- Metode Ceramah dan Demonstrasi
termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada guru.
- Metode Diskusi, Simulasi,
Laboratorium, Pengalaman Lapangan, Brainstorming, debat, dan Simposium
termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada siswa.
B. Macam
- Macam Pendekatan
1.
Pendekatan Penemuan (inkuiri)
Dimana mendorong siswa untuk
melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan
kegiatan penelitian secara sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan
mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat dan menafsirkan data, serta
mengambil kesimpulan. Kesimpulan ini berupa pengetahuan yang harus dimiliki
siswa misalnya konsep, prinsip, kaidah atau penjelasan mengenai satu benda atau
peristiwa. Beberapa metode dapat digunakan secara terpadu dalam pendekatan
inkuiri misal: Metode eksperimen, widyawisata, diskusi, tanya jawab dan
lain-lain
2. Pendekatan Konsep
Konsep ini dipusatkan pada pengembangan
konsep dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai, dimana penting untuk
mencegah diajarkannya fakta yang terlepas-lepas sehingga kurang bermakna.
Secara umum pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut:
“Siswa
melakukan kegiatan pengamatan (dengan satu atau lebih indera) untuk
mengumpulkan berbagai informasi, mencatat dan memilih informasi yang sesuai
serta menafsirkannya, dan digeneralisasikan berupa konsep”
3. Pendekatan keterampilan proses
Dimana menekankan penggunaan
keterampilan proses dalam pembelajatan. Keterampilan proses berguna bagi siswa
untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep. Keterampilan proses
meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan atau informasi,
berkomunikasi hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi, mengajukan
pertanyaan, merancang dan merencanakan kegiatan terutama kegiatan eksperimen
serta menerapkan konsep. Pendekatan ini selalu digunakan bersama-sama dengan
pendekatan konsep. Pendekatan ini lebih cocok untuk digunakan pada penyusunan
program mata pelajaran ilmu Pengetahuan alam dalam GBPP.
4. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan ini memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengenali masalah, menyusun berbagai gagasan atau
kemungkinan pemecahan masalah. Merencanakan dan melaksanakan cara memecahkannya
serta mengkomunikasikan hasilnya
5. Pendekatan deduktif Induktif
Disini siswa menarik kesimpulan dari
sejumlah fakta yang berhubungan satu sama lain yang diperoleh melalui
pengamatan atau cara lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain.
Sebaliknya, pendekatan deduktif menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku
umum lebih dahulu misalnya yang berupa konsep, prinsip atau hukum kemudian
mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Pendekatan ini
lazimnya untuk Matematika, IPS dan IPA.
6.
Pendekatan Sejarah
Dimaksudkan untuk menunjukan kepada
siswa bahwa ilmu berkembang berkat ketekunan para ilmuwan. Disini kita
mengarahkan siswa agar berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar.
Pendekatan ini berguna dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk berfikir
secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Cocok diaplikasikan untuk kelompok
pelajaran IPA, IPS dan Matematika
7. Pendekatan Nilai
Ditekankan lebih kepada nilai moral,
estetika dan sebagainya yang terkandung dalam pelajaran Agama, PKn, Bahasa,
IPA, IPS, Kertakes dan Mulok
8. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan ini mengutamakan
pembelajaran bahasa pada pemahaman dan keterampilan penggunaan bahasa secara
nyata dan wajar. Pembelajaran ini menciptkana kondisi-kondisi yang memungkinkan
siswa berkomunikasi untuk pelbagai tujuan dan keadaan
9. Pendekatan Tematik
Pendekatan ini digunakan dalam
pengembangan dan perluasan bahan kajian melalui tema-tema dan meliputi berbagai
aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu aspek kehidupan siswa yang menjadi
pemersatu kegiatan belajar. Tema dalam Bahasa Indonesia digunakan sebagai
pemersatu kegiatan belajar dalam pengembangan kemampuan berbahasa yaitu
keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara serta penguasaan
kosakata dan struktur. Pendekatan ini juga digunakan dalam mata pelajaran PKn.
Pendekatan ini digunakan baik dalam penyusunan program maupun dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
C.
Metode Mengajar
Dalam memilih metode pengajaran guru dapat memilih dan menentukkannya lewat
analisis terlebih dahulu terhadap beberapa faktor yaitu:
1.
Kemampuan
guru
2.
Tujuan
Pembelajaran
3.
Kekhasan
bahan pelajaran
4.
Keadaan
sarana dan prasarana
5.
Keadaan
siswa
6.
Asas
pengembangan kurikulum.
Metode-metodenya
yakni:
1.
Metode penugasan
Metode ini merupakan suatu cara
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsung yang telah dipersiapkan guru. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat
memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara
berkelompok atau perorangan. Dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan
pembasaan untuk kerja mandiri serta sikap jujur.
2. Metode eksperimen
Yaitu suatu cara memberikan
kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlath
melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa
sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan
fakta, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, merumuskan konsep, prinsip atau
hukum. Selanjutnya siswa pun dapat melakukan pengujian atau pembuktian terhadap
prinsip yang telah ditemukan melalui eksperimen verifikatif. Ini berguna untuk
mengembangkan sikap ilmiah siswa.
3.
Metode proyek
Dimana merupakan suatu cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin
pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode ini
membahas suatu tema atau unit pelajaran dimana diharapkan siswa dapat dilatih
baik secara individual maupun kelmpok untuk menelaah suatu materi pelajaran
dengan wawasan yang lebih luas, memantapkan penghargaan terhadap lingkungan,
meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyalurkan minat yang
memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai
mata pelajaran.
4.
Metode diskusi
Yaitu suatu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah, memperjelas
sesuatu bahan pelajaran dan mencapai kesepakatan. Dalam metode ini pengembangan
berpusat pada, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, sikap-sikap
kritis, skeptis, toleran, kemampuan mengendalikan emosi dan sebagainya dapat
dibina melalui penggunaan metode ini. Muhibbin, menambahkan bahwa dalam diskusi
ini ada beberapa macam yaitu:
Diskusi ini aturannya lebih longgar karena tidak resminya dan kelompoknya tidak
terbatas, bahkan satu orang bisa tampil sebagai pemimpin tanpa pembantu atau
wakil, contohnya diskusi keluarga.
Dimana diskusi ini sangat ketat aturannya, memiliki tata tertib dan jumlah
peserta diskusi jauh lebih banyak bahkan dapat melibatkan hampir seluruh kelas.
Terdapat pemimpin (moderator) dan sekretais (notulen). Notulen ini berisi
pertanyaa, jawaban, sanggahan, saran dan kesimpulan dalam diskusi. Ekspresi
spontan dilarang karena tiap peserta bila hendak bicara harus seizin moderator
untuk menjamin ketertiban lau lintas diskusi.
“Panel” artinya sekelompok pembicara
yang dipilih untuk berbicara. Dan kelompok penonton ada yang menjadi peserta
aktif yang bisa bertanya, menyanggah dan kelompok non-aktif yang hanya
berfungsi sebagai mustamiin saja. Aturan ynag dibuat sama ketatnya dengan
diskusi formal.
Diskusi ini hampir sama dnegan diskusi lain, perbedaannya terletak pada agenda
masalah simposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih. Pemrasaran
ini secara bergilir menyampaikan uraian pandangannya mengenai topik yang sama
atau salah satu aspek dari topik yang sama.
Metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu:
Ø
Jalannya
diskusi sering didominasi siswa yang pandai dan mengurangi kontribusi
partisipan lain
Ø
Jalannya
diskusi cenderung terpengaruh masalah menyimpang dari inti sehingga pertukaran
pikiran menjadi asal-asalan dan bertele-tele
Ø
Boros
waktu dan tidak sesuai dengan prinsip efisiensi (Barlow,1985;Daradjat 1985.).
5. Metode widyawisata
Metode ini ialah suatu cara
penguasaan bahan pelajaran melalui pembelajaran langsung diobjek yang akan
dipelajari yang berada diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata. Metode
ini diterapkan bila objek yang akan dipelajari hanya terdapat di daerah
tertentu saja. Berguna memberikan variasi belajar, lebih tertarik terhadap
pelajaran yang disajikan sehingga terangsang untuk mencari informasinya dibuku,
dan media lainnya. Namun metode ini memerlukan perencanaan yang matang,
pelaksanaan yang efisien dan efektif dan memiliki kegiatan tindak lanjut berupa
laporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana atau evaluasi.
Metode karya wisata adalah suatu
metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan
siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain
serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode
karyawisata sebagai berikut :
a)
Karyawisata
menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran.
b)
Membuat
bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
c)
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas
anak.
Kekurangan
metode karyawisata sebagai berikut :
a)
Memerlukan
persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b)
Memerlukan
perencanaan dengan persiapan yang matang.
c)
Dalam
karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d)
Memerlukan
pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e)
Biayanya
cukup mahal.
f)
Memerlukan
tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan
anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah,
untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85)
, karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata,
ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan
sebagainya.
Teknik karya wisata
ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut:
“Dengan melaksanakan
karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek
yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta
dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga
mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar
nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia
bisa mempelajari beberapa mata pelajaran”
Agar penggunaan teknik
karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Persiapan,
dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk
merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi
tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta
mengirim utusan,
b)
Pelaksanaan
karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu
petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok
sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
c)
Akhir
karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil
karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang
diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai
berikut:
Ø Siswa dapat berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu,
serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak
mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan
bakat khusus atau ketrampilan mereka,
Ø Siswa dapat melihat berbagai
kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati
secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
Ø dalam kesempatan ini siswa dapat
bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala
persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran
teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek,
Ø Dengan obyek yang ditinjau itu siswa
dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi,
yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
6. Bermain peran
Berupa penguasaan belajar melalui
pengembangan imajinasi, daya ekspresi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan ini dilakukan dengan memerankan seseorang dari
sejarah, dunia pengetahuan dan lainnya. Ini berguna untuk
membuat
anak lebih paham dan menghayati pelajaran.
7. Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara mengajar dengan
mempertunjukkan suatu benda atau cara kerja sesuatu. Benda itu dapat berupa
benda sebenarnya ataupun model. Dengan metode ini siswa mampu mengembangkan
kemampuan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep,
prinsip atau prosedur dan mengkomunikasikannya kepada siwa lain. Demonstrasi
ini dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang telah dilatih sebelumnya. Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Manfaat
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a.
Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan .
b.
Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.
Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
Kelebihan metode demonstrasi
sebagai berikut :
- Membantu anak didik memahami
dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
- Memudahkan berbagai jenis
penjelasan .
- Kesalahan-kesalahan yang
terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
- Anak didik terkadang sukar
melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
- Tidak semua benda dapat
didemonstrasikan
- Sukar dimengerti bila
didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
8.
Metode tanya jawab
Yaitu suatu penyajian bahan
pengajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Metode ini
sering digunakan dalam proses belajar mengajar siswa bersamaan dengan metode
lain, tanya jawab dapat dilakukan di awal, tengah atau akhir pelajaran. Berguna
untuk mengetahui sejauh mana anak memahami pelajaran .
9. Metode latihan
Yaitu berupa pemberian kesempatan
kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan
penjelasan dan petujuk guru. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan
melalui pembiasaan.
10. Metode ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa
kelemahan metode ceramah adalah :
- Membuat siswa pasif
- Mengandung unsur paksaan kepada siswa
- Mengandung daya kritis siswa
- Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual
akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih
besar menerimanya.
- Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar
anak didik.
- Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian
kata-kata).
- Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Beberapa
kelebihan metode ceramah adalah :
- Guru mudah menguasai kelas.
- Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah
besar
- Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
- Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
11. Metode pameran
Metode ini digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan dan menjelaskan apa yang
telah dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat berupa pameran kelas atau
pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat atau gambar ukiran,
patung, tanaman dan hasil karya lainnya dibuat oleh siswa. Metode ini bisa
sebagai kegiatan puncak dari serangkaian kegiatan lain yang menggunakan metode
widyawisata atau proyek.
12. Metode Permainan
Yaitu suatu cara penyajian bahan
pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Bisa berupa teka-teki, papan
bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, kartu gambar yang dibuat siswa
atau guru. Metode ini bertujuan memberikan pengalaman, motivasi, berlatih
mengambil keputusan dan pengendalian emosi bila menang atau kalah.
13. Metode cerita
Yaitu suatu cara penanaman
nilai-nilai kepada siswa dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui
penuturan hikayat, legenda, dongeng dan sejarah lokal. Metode ini dapat
digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap.
Hal ini terjadi karena metode ini lebih mudah untuk membawa emosi siswa ke
suasana cerita sehingga siswa menjadi tertarik dan mungkin terharu sehingga
akan mempermudah pembentukan sikap.
14. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran melalui kegiatan praktek langsung tentang pelaksanaan
nilai-nilai, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berlangsung dalam
kehidupan sehari-hari. Metode ini dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan
penghayatan siswa terhadap sikap dan nilai yang berlaku di masyarakat.
15. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode
mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri
(http://re-searchengines.com/art05-65.html).
Kelebihan metode
resitasi sebagai berikut :
- Pengetahuan yang anak
didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
- Anak didik berkesempatan
memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab
dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan
metode resitasi sebagai berikut :
- Terkadang anak didik melakukan
penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa
mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
- Terkadang tugas
dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. Sukar memberikan tugas yang
memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Sebenarnya dalam pemilihan metode, lebih baik menggunakan prinsip mix and macth
(mencampur dan mencocokan) disini Muhhibin Syach memberikan metode-metode yang
dicampur yaitu metode ceramah plus, dimana metode ceramah yang tadinya sebagai
biang keladi “verbalism” dan budaya “bungkam” dikalangan pelajar maka
modifikasi agar membuat kelemahan berbagai metode tertutupi yaitu :
- Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
- Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
- Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Bab III
Kesimpulan
Tiap metode tidak ada
yang buruk, hanya masing-masing bisa memiliki “efek samping” bila diberikan
dalam dosis terlau sering. Pencampuran metode-metode yang ada boleh jadi
menjadi sebuah kebijaksanaan bagi pengajar, selain itu metode-metode itupun
menjadi sebuah variasi belajar, dan terkadang metode itu memberikan keleluasaan
bagi anak untuk mencoba mengungkap dan memberikan konsep mengenai sebuah ilmu,
sebuah penemuan kecil yang diungkapkan murid akan menjadi stimulus untuk
mencari yang lebih dan lebih lagi.
Pendekatan dalam belajar mengajar
dapat didefinisikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Daftar
Pustaka
Syaiful Bahri
Djamarah, 2000
http://re-searchengines.com/art05-65.html
Http://Google.com